Memang sulit ya melupakan suatu peristiwa.
Sudah beberapa hari ini, rasanya panas dan ingin meledak. Banyak skenario bermunculan di kepala. Agak bingung kenapa kok sebegininya, kenapa kok ada rasa meletup letup di dada. Rasa ingin berteriak, mengkonfrontasi secara langsung, bahwa ini salah, bahwa seharusnya begini dan ayo berproses bersama.
Setelah dipikir pikir, rupanya ada silvia di umur 25 tahun yang memorinya muncul kembali. Rasa marah, putus asa, tidak ada jawaban dan tersudut kembali terekam. Kembali menghadapi seseorang yang susah diajak komunikasi dan tidak transparan.
Sungguh lah rasanya sangat tidak nyaman. Rasanya seperti ingin mengulang moment dan menebus kesalahan, apa saja yg bisa dilakukan di masa itu, bisa juga harusnya dilakukan di masa kini. Harus bisa, opsi opsi sudah terlihat, tinggal bagaimana keputusan akan diambil. Ini kali ya yg namanya inner child terluka? Marah banget setiap ada muncul di pikiran, rupanya moment itu membekas sekali di ingatan.
Tapi aku bangga, silvia di umur 31 ini sudah jauuuhh lebih berkembang, lebih matang secara logika dan analisis. Tidak asal terjang. Yang masih jadi peer gimana caranya menyembuhkan luka batin ini. Gimana caranya bilang ke silvia di umur 25 tahun itu bahwa kamu hebat, kamu sudah berusaha semaksimal mungkin. Yang lalu biarlah berlalu, jadikan kesalahan sebagai pelajaran. Aku tau ini yg harusnya dipikirkan tapi rasanya kok masih berat. Aku harus apa T__T
Comments
Post a Comment