Berkarir
di bidang yang sama sekali lain dari masa kuliah emang udah jadi mainstream.
Rasanya 4 tahun kuliah sia-sia rasanya. 4 tahun kuliah di bidang kesehatan dan
berakhir dengan karir sebagai marketing ekspor.
Tapi alhamdulillah nya aku jadi tau banyak
soal berbagai macam hal di dunia perdagangan internasional. Ada beberapa hal
yang perlu dipelajari kalo kamu pengen berkarir jadi marketing eksport.
Global knowledge
Ini wajib banget, apalagi kalo nemenin
client yang visit factory ataupun saat kita business trip ke luar negeri.
Semakin banyak kamu tahu mengenai keadaan global saat ini, semakin mudah kamu
bisa mengajak ngobrol clientmu. Untuk hal ini aku masih banyak banget belajar.
Perekonomian dan politik selalu jadi hot topik diantara para pebisnis,
sementara wawasanku baru sebatas hal remeh temeh di bahasa, budaya, musik,
film, dan industri hiburan.
Jenis pengiriman
Aku sampe nulis macem-macem jenisnya di
meja kerjaku waktu masih 6 bulan masuk kerja. Rasanya pala mau pecah, baru ngeh
soal jenisnya lima menit lalu, langsung disuruh nanya client mau pake shipment
yang mana (materi ini ngga masuk pas training).
Jenis jenisnya ada FCL (Full container
loading) – isi satu kontainer full barang doi semua, LCL (Less container
loading) – isi satu kontainer campur sama barang client lain, biasanya cuma
order beberapa kubik, Exwork – barang diambil dari gudang kita oleh client
(container booked dari client), DDP (Delivery Duty Paid) dengan atau tanpa
pajak – barang kita antarkan sampai gudang client, yang berarti kita akan
menanggung freight cost dari port kita ke mereka+inland cost dan dengan biaya
pajak jika mereka request untuk tinggal terima jadi semuanya (client saya di
Philippine menggunakan DDP+pajak karena sistem bea cukai dan pemerintahan yang
banyak korup membuat pajak jadi luar biasa edan disana).
Cara bayar
Yang satu ini juga harus diperhatikan
benar-benar. Cara bayar client menentukan pada kelangsungan perputaran
pembelian material dan biaya-biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Letter of credit (LC) adalah salah satu
cara bayar paling aman, dengan bank sebagai jaminan. Sistemnya kayak tokopedia,
jadi ngga bakal kecolongan (karena banyak client dari Afrika-Timur Tengah pada
telat bayar sampe berbulan-bulan padahal barang udah dikirim).
Sistem bagi, 50%-50%, 30%-70%, 70%-30%,
before shipment atau before production. Biasanya digunakan untuk client yang
baru beberapa tahun bertransaksi.
Sistem pembayaran full di akhir, 100%
before shipment, after scan B/L atau after TT remittance. Cara ini biasanya
untuk client reguler yang sudah bertransaksi selama belasan bahkan berpuluh
tahun. Karena kepercayaan sudah lama terjalin diantara kedua belah pihak.
Untuk Amerika memang lain persoalan,
mereka biasanya menerapkan kredit 60-90 hari. Barang dikirim terlebih dahulu
dan mereka akan membayar setelah 60-90 hari setelah pengiriman.
Jenis dokumen export
Jangan salah, judulnya memang dokumen,
tapi kalau sudah berurusan dengan hal ini, kamu akan dibikin pusing merem melek
pun tak sanggup. Kenali dulu istilah scan atau orginal B/L (Bill of Lading),
Jenis Form A,B,C,D, IJEPA, TT remmitance, telex release.
Kalau di ASEAN, mereka biasanya
menggunakan Form D. Biayanya memang lebih mahal dari Form ekspor yang lainnya,
untuk itu importir di ASEAN akan sangat terbantu bila perusahaan menyediakan
Form D dalam dokumen eksport. Kalau di Asia Timur biasa menggunakan Form IJEPA.
Untuk HS code dan isiian form harus sama persis seperti dengan packing list dan
invoice produk. Kalau tidak, kamu bisa kayak saya yang berulang kali harus
revisi dokumen cuma karena salah penulisan HS code, tata letak, tanggal, dan
alamat perusahaan (karena bikin Form harus pake software), kasian kan mba
eksport department nya harus bolak balik ke disperindag buat minta cap+ttd
doang L
Jangan salah kaprah, scan B/L, TT
remmitance, dan telex release itu bentuknya semuanya sama. Intinya adalah
copy-an dari original B/L yang dikirimkan ke mereka, karena biasanya sistem
telex release lebih cepat dan ekonomis (hanya lewat email dan tanpa biaya
kirim).
Kenali pasar
Ini wajib banget. Misal nih kamu mau
distribusi baju dengan bahan lace ke Antartika padahal Antartika selama belasan
minggu tertutup salju dan hujan badai, yang ada baju lace mahal cuma dijadiin
tank top L
Kenali karakteristik pasar termasuk dalam
budaya dan kebiasaan, hal ini menunjang banget kemajuan distribusi produkmu.
Jual barang yang mereka udah kenal bakal lebih mudah daripada jual barang yang
mereka sama sekali ngga pernah pake. Butuh edukasi dan penetrasi yang
panjaaanggg (padahal target setoran tiap hari dikejar, huks)
Jadi, setelah tau detail-detail di atas adakah
dari kamu yang masih tertantang buat jadi marketing eksport? Atau malah makin
ciut niatnya? L
Comments
Post a Comment